Lenterainspiratif.com | Opini – Manusia butuh interaksi untuk mengurai satu persatu emosi yang sudah menumpuk. Tetapi, manusia memaknai interaksi ialah yang disebut dengan perbincangan antar manusia bersama manusia lain. Faktanya, interaksi bisa terjadi antara dirimu dan pikiranmu, kegiatan berinteraksi dengan diri sendiri dikenal sebagai Self Talk.
Tanpa sadar manusia telah melakukan praktek self talk sedari awal mereka ada. Munculnya kesulitan menentukan suatu pilihan terkadang membuat manusia secara tiba-tiba bertanya dalam hati mana yang lebih baik untuk dipilih, lalu peristiwa itu dinamakan self talk.
Sebuah penelitian singkat dari beberapa mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sebelas Maret membuktikan pada 20 anak remaja mengalami peningkatan motivasi diri setelah melakukan positive self talk. Dalam eksperimen ini 20 peserta dibagi menjadi kategori kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Eksperimen dilakukan dengan 5 kali pertemuan pada kelompok pertama yang dimulai pada pre test pada hari ke 1, hari ke 2 -4 dilakukan treatment untuk mengatasi 10 peserta yang dirasa kurang bisa percaya diri, lalu pada hari ke 5 dilakukan posttest. Hasil yang didapat dari ke 10 anak setelah tiga hari mendapat treatment positive self talk mereka menunjukkan sebuah grafik naik pada hasil posttest.
Sebelumnya, mereka tampak malu untuk mengungkapkan sesuatu, sulit berbaur, dan merasa dirinya hanyalah murid biasa, perkembangan terjadi begitu pelatihan self talk diberikan, mereka tampak aktif dalam pembelajaran serta sedikit demi sedikit mulai membuka diri.
Self talk bisa merubah pemikiran tidak berkembang yang negatif menjadi perlahan-lahan berkembang positif. Sering kali self talk diartikan sebagai hal tidak wajar untuk dilakukan, sebagaimana kalimat yang sudah tertulis di atas bahwa interaksi hanyalah dimaknai bila ada respon secara langsung. Nyatanya, your self lebih butuh diajak berbicara dibanding orang lain yang sering membuat pembicaraan menjadi toxic.
Manjurnya komunikasi secara internal bisa lebih dalam membuka kepercayaan diri, validasi, rasa semangat, dan meningkatkan sistem opini yang positif dalam setiap hal. Konsepsi internal manusia harus benar-benar sehat, yang artinya kesehatan mental adalah kunci yang tepat untuk mengembangkan diri. Pembenahan mental dan pikiran manusia dapat dilakukan dengan positive self talk.
Self talk bukan hal sulit, bahkan cenderung sepele. Namun siapa sangka bila efeknya bisa berkepanjangan. Dilihat dari eksperimen tersebut, dalam waktu 3 hari saja self talk bisa mengubah ketidak-aktifan sifat manusia terhadap sekitar mejadi perlahan meningkat. Bila positive self talk dilakukan setiap hari secara berkelanjutan hasil signifikan akan membuat manusia cenderung sadar hal apa yang lebih dan kurang dari dirinya.
Penilaian bagaimana manusia itu mempunyai perilaku, sifat, cara pikir bukan harus selalu melalui perantara orang lain. Self talk juga bisa dikategorikan sebagai introspeksi dalam diri, membenahi aspek internal manusia secara sadar dan terekam dalam memori otak. Menilai diri sendiri bukan hal aneh, dengan kata lain manusia tengah melakukan apresiasi pada dirinya.
Teknik self talk tercakup dalam REBT (Rational Emotive Behavior Therapy) yang mana ialah terapi Konseling yang kerap digunakan oleh seorang konselor atau psikologi. Self talk menekan pada bagaimana peran kerja pikiran manusia terhadap tingkah laku manusia, serta memberikan penekanan treatment pada masalah yang timbul dari pemikiran irasional.
Kerumitan pikiran manusia memang menjadi hal yang sulit dijabarkan, apalagi langsung berhubungan dengan masalah kesehatan mental.
Perlu pikiran waras dan tenang untuk membuat seluruh tindakan serta pikiran kembali membaik dan positif. Bicarakan dengan baik pada dirimu sendiri sebelum menguak kepada orang lain. Sugesti yang sehat itu dapat diciptakan melalui setiap rangkaian kata yang manusia katakan. Otak akan merangsang serta menterjemahkan setiap kalimat suara yang ditangkap. Sebab itu positive self talk begitu memengaruhi kondisi internal jiwa manusia.
Sering kali manusia membuat keadaan menjadi negatif bukan karena orang lain, namun karena *suara hati* yang tidak benar dan salah. Tidak merasa bisa melakukan suatu hal, menjadi ciut nyali sebelum dimulai overthinking hal yang sebenarnya tidak penting untuk dipikirkan berlebihan. Semua ada di *suara hati*, bagaimana manusia mengemas suara hatinya agar tetap positif di sisi kewarasan jiwanya, dan juga bagaimana dampak yang akan terlihat bila mereka menjaga suara hati tetap stabil dan sehat dengan self talk.
Perlahan mulai singkirkan suara hati bermuatan energi negatif dan aktifkan muatan positif untuk mengisi your self secara rutin. Mulai dengan kata sederhana, seperti “semangat!”, “saya bisa!” sudah cukup untuk menutrisi rangsangan otak dan suara hati agar menghasilkan diri yang lebih baik lagi.
Lalu, sudah sampai tahap mana dalam Positive Self Talk? Sudah terbiasakah? Atau belum sama sekali?
Penulis : Lungita Elok Iktikafia, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Semester 4, UNIM.