
Lenterainspiratif.com | Sejarah – Situs Ndalem Pojok Persada Soekarno Kediri atau dikenal dengan Situs Bung Karno Kediri merupakan tempat bersejarah yang menjadi saksi perjalanan hidup Ir. Soekarno, sejak sebelum lahir hingga menjadi Presiden RI yang pertama. Situs ini berupa lahan dengan rumah Jawa tua yang berlokasi di Dusun Krapyak, Desa Pojok, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri.
Tapi seiring bertambahnya waktu, dan tidak ada bukti lisan dari Soekarno sendiri bahwa beliau pernah menyinggahi tempat mana saja ketika di negeri ini, mulailah bermunculan informasi-informasi tempat yang konon menjadi saksi perjalanan hidup Soekarno.
Namun melihat pendapat dari Ayuhanafiq selaku sejarahwan Mojokerto, beliau mengatakan bahwa tidak ada bukti tertulis Soekarno pernah tinggal di Ndalem Pojok, bahkan di sekian banyak buku milik Soekarno, ia tidak pernah menulis bahwasanya ia mempunyai masa kecil di rumah tradisional di Kediri itu.

Tak hanya itu, Sejarahwan Mojokerto ini juga mengungkap argumennya bahwa Ndalem Pojok di sebut-sebut sebagai situs nasional bahwa disana pernah hidup Presiden Republik Indonesia karna pada awalnya Ndalem Pojok dikait-kaitkan proses pergantian nama dari Kusno menjadi Soekarno. Ini yang membuat Bapak Ayuhanafiq menilai bahwa Soekarno hidup di Ndalem Pojok adalah sebuah kemistisan dikarenakan justru Mojokerto lah yang pernah di tulis Soekarno di bukunya bahwa ia mempunyai masa kecil disini.
Mengapa Soekarno sempat mengganti namanya? itu dikarenakan tradisi Jawa yang menganggap bahwa jika seorang anak sakit-sakitan maka itu adalah karena “kaboten jeneng” atau keberatan nama yang mana nama sebelumnya harus diganti dengan nama baru. Nah disini, konon katanya yang mengganti nama dari Kusno menjadi Soekarno adalah orang dalem pojok. Nah dari sini adalah apa yang disebut oleh Bapak Ayuhanafiq “kemistisan”
Sementara itu, bukti- bukti bahwa Soeakarno menempuh perjalanan masa kecilnya di Mojokerto di anggap nyata bagi Bapak sejarahwan Mojokerto ini, si mulai dari dalam otobiografinya, Soekarno bercerita bahwa ia suka main jangkrik dan gasing di lapangan ini. Selain itu, Soekarno juga jago main sumpitan, tembakan-tembakan dari bambu kecil dengan peluru kacang. Ia juga bermain sepakbola meski sering kalah dari anak-anak Belanda. Sementara sungai, menjadi tempat bermain favorit karena gratis sekaligus tempat mencari ikan untuk dijadikan lauk.
Lapangan Barakan Balongsari kini telah menjadi perkantoran Pemerintah Kota Mojokerto. Meski demikian, bersama beberapa tempat lain yang berkaitan dengan Sukarno kecil, akan didirikan prasasti dan sketsa untuk menandai jejak sejarah Sukarno kecil.

Soekarno tinggal di Mojokerto selama sekitar sembilan tahun. Di kota ini, ia tinggal di rumah berdinding bambu yang kini sudah menjadi area pertokoan. Ia juga bersekolah dan menjalani keseharian sebagai anak pribumi yang hidup sederhana. Di Mojokerto, Sukarno bersekolah di Tweede Inlandsche School atau Sekolah Ongko Loro untuk anak-anak bumiputra. Di sekolah ini, ayahnya, Raden Soekemi Sosrodihardjo menjadi mantri sekolah atau kepala sekolah.
Lulus dari Sekolah Ongko Loro, Soekarno melanjutkan ke Europesche Lagere School (ELS). Namun, usaha mendapat pendidikan Belanda ini sempat terhalang. Kemampuan bahasa Belanda nya dirasa kurang mencukupi sehingga ia baru bisa masuk kelas lima, di mana sesuai usia Soekarno harusnya sudah kelas enam. Akhirnya, agar tak dianggap tinggal kelas, data usia Soekarno dikurangi satu tahun. Ayahnya kemudian juga menyewa guru bahasa Belanda agar Soekarno cepat belajar, meskipun kondisi perekonomian mereka masih sulit.
Beberapa tempat di Mojokerto juga meninggalkan jejak keseharian Sukarno kecil. Seperti anak bumi putra pada umumnya, Soekarno suka bermain di lapangan berdebu dan menghabiskan waktu bermain air di sungai. Dalam otobiografinya, Soekarno bercerita bahwa ia suka main jangkrik dan gasing di lapangan ini. Selain itu, Soekarno juga jago main sumpitan, tembakan-tembakan dari bambu kecil dengan peluru kacang. Ia juga bermain sepak bola meski sering kalah dari anak-anak Belanda. Sementara sungai, menjadi tempat bermain favorit karena gratis sekaligus tempat mencari ikan untuk dijadikan lauk.
Dengan begitu banyaknya bukti yang tersedia serta terpampang nyata di depan mata pengetahuan terkait masa kecil Soekarno, maka bisa di pastikan bahwa masa kecil Soekarno adalah di Mojoketo.
Artikel ini ditulis oleh : Gayatri Mawar Wangi
(Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Politik, Universitas Islam Majapahit, Mojokerto)