Lenteramojokerto.com | Mojokerto – Penerapan pemadaman lampu penerangan jalan umum (PJU) dalam rangka Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Kota Mojokerto mendapatkan sorotan dari elemen Mahasiswa. Organisasi Mahasiswa yang mengatasnamakan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Mojokerto menilai kebijakan pemadaman lampu jalan tidak efektif untuk membatasi mobilitas warga dan justru malah meningkatkan resiko kecelakaan.
“Saya rasa pemadaman lampu jalan hanya untuk menekan penyebaran Covid-19 itu tidak masuk akal sama sekali, bahkan malah bisa meningkatkan kasus kecelakaan,” ujar Ketua PMII Mojokerto, Ihwanul Qirom pada lenteramojokerto.com, Selasa (13/7/2021).
Ketua Umum PMII Mojokerto, Ihwanul Qirom juga menjelaskan, dalam kondisi tertentu warga tidak bisa agar tidak melewati jalan karena jalan merupakan sarana warga untuk bertransportasi.
“Misalnya ada kebutuhan mendesak untuk melintasi jalan, seperti beli obat dan lain sebaginya melintasi jalan yang kadang banyak lubang dan sekarang tidak ada penerangan, bukankah sangat berbahaya,” jelasnya.
Dengan mematikan lampu penerangan jalan umum, masih kata Iwan, malah bisa meningkatkan kasus kriminal seperti begal dan pencurian.
“Para begal juga bisa semakin leluasa dalam menjalankan aksinya karena Kota dalam kondisi gelap,” kata Iwan.
Selain itu, Iwan juga mengkritik penempatan manekin pocong di beberapa titik diwilayah Kota Mojokerto. Menurutnya, dalam upaya membatasi mobilitas warga tidak harus dengan menakut nakuti yang berdampak terhadap mental dan imunitas warga.
“Yang ada warga malah takut, kalo takut imunitas tubuh rendah sehingga mudah terserang penyakit,” ujar Iwan.
Iwan juga menegaskan bahwa PMII Mojokerto tidak menolak PPKM Darurat. Hanya saja, pihaknya menolak segala bentuk penerapan PPKM yang justru banyak menimbulkan keburukan ketimbang manfaatnya.
“Kami tidak menolak PPKM Darurat, saya juga berharap kasus positif Covid-19 juga menurun bahkan hilang, cuman cara penerapan PPKM ini yang tidak tepat,” pungkasnya.
Untuk itu, PMII Mojokerto berharap agar walikota Mojokerto bisa melakukan evaluasi terhadap kebijakannya mematikan lampu penerangan jalan. (Diy)