
Lenteramojokerto | Situs – Berada di lereng Gunung Welirang dan Gunung Penanggungan, gua ini berada di ketinggian 600mdpl. Hal ini menjadikan Goa Gembyang menjadi salah satu spot petualangan yang patut diperhitungkan untuk didatangi saat lo berada di Mojokerto, Jawa Timur.
Berlokasi di Jingring, Sumberkembar, Pacet, Mojokerto – Jawa Timur, spot petualangan kali ini penuh dengan legenda, mistis dan misteri. Namun, berbagai faktor tersebut tidak membuat keindahan alam yang ada di spot petualangan ini.
Penasaran seperti apa spot dan destinasi petualangan tersebut?
Perkenalkan, Goa Gembyang, salah satu spot petualangan yang kental akan sejarah, jejak petilasan, dan berbagai cerita mistisnya. Berlokasi di Desa Kuripansari – ke arah RS. Sumber Glagah, goa ini terlihat juga ramai oleh para petualang.
Berada di lereng Gunung Welirang dan Gunung Penanggungan, goa ini berada di ketinggian 600mdpl. Hal ini menjadikan Goa Gembyang menjadi salah satu spot petualangan yang harus untuk lo datangi saat berada di Mojokerto, Jawa Timur.
Gua Gembyang merupakan goa alam. Artinya, gua ini terbentuk secara alami dan tidak ada campur tangan manusia. Berada di arah timur dari bukit, goa ini cocok sekali untuk melihat matahari terbit. Semburat oranye yang berasal dari matahari menyinari mulut gua, pemandangan yang cukup indah.
Keindahan dan Kondisi Alam Goa Gembyang Aura mistis tidak melulu menggambarkan tentang Goa Gembyang, gua yang masih menarik untuk dijadikan spot untuk caving ini mempunyai kondisi alam yang masih asri. Bebatuan kecil dan besar, berjejer rapi di mulutnya.
Cukup unik dan cukup menantang saat kalian ingin caving di dalam Goa Gembyang, lho. Hal ini berkaitan dengan pelarangan penerangan saat kalian masuk ke dalam goa. Jadi, kalian akan tetap berada dalam kondisi tanpa penerangan untuk menelusuri goa tersebut.
Setelah masuk ke dalam, di pojok goa kita akan menemukan ceruk tambahan yang bernama Goa Putri. Kemudian di sebelah kiri terdapat goa kecil, yang bernama dengan Goa Maling Caluring. Konon, menurut kepercayaan, Goa Maling bisa tembus hingga ke sumur Upas, Trowulan, Mojokerto, atau ke kerajaan Majapahit jaman dulu. Sumur Upas sendiri adalah, Upas (bahasa Jawa) yang berarti Bisa Ular. Namun kata bisa ular di sini hanya sebagai kiasan saja. Hal ini sebagai sebutan untuk sumur tersebut, karena konon di dalam sumur tersebut terdapat pusaka pusaka sakti dari Kerajaan Majapahit.
Ketika masuk ke Goa Gembyang, jangan kaget dan takut jika kalian melihat ada kain putih di beberapa tempat, ya. Kain putih tersebut hanya menandakan jika tempat tersebut dipercaya sebagai petilasan oleh kelompok aliran tertentu.
Pemandangan yang indah di Goa Gembyang juga didukung oleh sekitarnya yang masih hutan hijau dan lebat, serta berbagai satwa liar yang masih suka berkelian di sekitaran gua.
Sejarah dan Legenda Goa Gembyang
Sejarah, Jejak Petilasan di Goa Gembyang Konon katanya gua yang memiliki keindahan alam yang indah ini merupakan salah satu tempat pertapaan Raden Wijaya sebelum ia menjadi raja dari Kerajaan Majapahit. Para penilik sejarah mengira kalau ia mendapatkan wahyu atau wangsit untuk mendirikan Majapahit.
Nama gua ini berasal dari nama para leluhur yang pernah singgah di sini. Gembyang sendiri adalah seorang pengikut Raden Wijaya, yang akhirnya mengabdi pada beliau di gua tersebut, sehingga gua tersebut bernama Gembyang.
Banyak cerita legenda dan mistis yang membuat Goa Gembyang berkaitan dengan sejarahnya Kerajaan Majapahit. Salah satunya adalah cerita berbagai pusaka sakti para leluhur Majapahit yang bersemayam di gua tersebut.
Tidak ayal, goa tersebut sampai sekarang para pertapa yang akan meminta sesuatu masih suka mendatangi. Tidak heran banyak misteri dan mistis yang menceritakan kalau para pertapa yang suka meminta sembarang, malah mendapatkan petaka di gua tersebut.
Legenda dan cerita petilasan yang lainnya, adalah Goa Gembyang menjadi salah satu tempat untuk berlindungnya Erlangga. Erlangga adalah putra dari Raja Udayana, dari Kerajaan Bedahul Bali.
Menurut Irvian sebagai warga sekitar situ, Konon goa ini adalah tempat pertapaan Raden Wijaya, sebelum beliau menjadi raja Majapahit. Ada juga yang mengatakan bahwa tempat ini adalah tempat Raden Wijaya memperoleh wangsit untuk mendirikan kerajaan Majapahit. Tempat ini merupakan goa alam, yang berada di sebelah timur sebuah bukit. Legenda lainnya mengatakan bahwa Erlangga pernah menjadikan sebagai tempat ini juga untuk berlindung. Erlangga adalah putra dari Raja Udayana, dari Kerajaan Bedahul Bali (Wangsa Warmadewa).
Pada saat itu di hari pernikahannya dengan putri mahkota Raja Dharmawangsa terjadi serangan yang berasal dari Raja Wurawari. Raja Wurawari adalah Raja yang berasal dari Lwaram, yang sekarang menjadi Desa Ngloram, Cepu, dan Blora. Dan ialah yang menyebabkan kehancuran di Kerajaan Medang (sekarang Maospati, Magetan, Jawa Timur). Erlangga kemudian berlindung di sebuah vihara pertapaan para bhiksu di Gembyang. Nama Gembyang sendiri berasal dari nama leluhur, Mbah Gembyang. Menurut cerita sejarah, Mbah Gembyang disebut-sebut sebagai pengikut Raden Wijaya.
Tips Untuk ke Gua Gembyang
Nah, untuk kalian yang akan berangkat ke sana, pastikan tengah musim panas ya. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap pemandangan yang jelas di sana, dan trek yang kering. Kalau saat musim hujan, dinilai kurang tepat karena jelas akan menyusahkan kalian untuk sampai ke sana karena trek yang bisa menjadi sangat licin.
Kemudian, pastikan juga kalian menggunakan alas kaki yang dapat membuat kalian berpijak dengan nyaman, baik saat musim panas di trek kering, atau musim hujan di trek yang basah dan licin. Oleh karena itu, sepatu gunung atau sandal sepatu gunung menjadi salah satu gear yang bijak untuk menempuh perjalanan ke sini. (ainul yaqin)