
lenteramojokerto.com | Sooko – Kartu Tanda Penduduk yang ditemukan pemberontak Houthi di sarang teroris ISIS di Provinsi Al Bayda Yaman, telah dipastikan bukan milik warga Sooko Kabupaten Mojokerto. Fakta tersebut terungkap setelah dilakukan penelusuran oleh petugas pada basis data dukcapil dan mendatangi alamat yang tertera secara langsung.
“Hasil penelusuran Dispendukcapil, KTP atas nama Syamsul Hadi Anwar bukan warga Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto,” kata Kapolres Mojokerto AKBP Dony Alexander kepada wartawan saat mengecek rumah di Perumahan Japan Raya, Jalan Basket Blok NN No 15, Desa Japan, Kecamatan Sooko, Senin (31/8/2020).
Dony yang telah melakukan pengecekan secara langsung ke alamat yang tertera pada KTP tersebut, mengatakan bahwa tidak pernah ada warga bernama Syamsul Hadi Anwar yang pernah tinggal di rumah Jalan Basket Blok NN No 15 tersebut.
“Setelah kami cek bersama stakeholder terkait, rumah ini ditinggali Muhammad Subekhan. Tahun 2010 dia pindah dari Kabupaten Mojokerto ke Kalimantan Timur. Tahun 2014 disewa koperasi selama dua tahun. Setelahnya tidak ada yang menempati sampai sekarang,” ungkapnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Kepala Dukcapil Kabupaten Mojokerto Bambang Wahyuadi. Pihaknya telah menelusuri NIK dan nama pada KTP itu namun data tersebut tidak ada.
“Pada NIK itu, kode provinsi, kabupaten dan kecamatan memang benar. Memang sesuai alamat yang tertera itu. Tapi di data base, nama Syamsul Hadi tidak ada, data-data itu tidak ada. Datanya kosong NIK tersebut. Tidak ada di data base nasional,” jelasnya.
Berdasarkan hasil penelusuran pihak Dony menduga KTP yang ditemukan di markas ISIS itu merupakan KTP palsu.
“Indikasi sudah mengarah ke sana (KTP palsu). Karena KTP tersebut bukan e-KTP. Namun masih terus kami selidiki dan kami cari,” terangnya.
Meskipun telah dipastikan bahwa orang tersebut bukan warga Kabupaten Mojokerto, namunDony akan tetap menindaklanjuti dengan berkoordinasi ke Polda Jatim.
“Kami akan bekerjasama dengan Polda Jatim untuk bekerjasama dengan BNPT agar informasi bisa berjenjang untuk kami koordinasikan, kami kolaborasikan agar bisa mencari sel-sel yang lain untuk bisa memutus mata rantai terorisme di Indonesia. Namun sudah kami cek langsung sesuai alamat KTP, yang bersangkutan tidak terdaftar sebagai warga Kabupaten Mojokerto,” tegasnya.
Meskipun demikian, Kepala Dukcapil belum dapat memastikan KTP yang ditemukan itu palsu.
“Karena KTP itu jenis lama, bukan e-KTP. Perkiraan itu dicetak 2006 atau 2008. Kami akan cermati dan koordinasi dengan Kemendagri. Karena kalau yang lama tidak ada penunggalan terkait identitas. Berbeda dengan e KTP ada penunggalan sehingga tidak mungkin ada dobel,” tandas Bambang.
Sebagai informasi, Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar menuturkan bahwa Syamsul Hadi Anwar adalah salah satu orang dari kelompok Ibnu Mas’ud. Dia merupakan tokoh penting di Suriah. Syamsul Hadi mempunyai nama lain yakni Abu Hatim Al Sundawy Al Indonesy. (yan)